Sepertinya Aku Mencintaimu

Saturday, October 20, 2012


“Yuna bangun! Sudah saatnya sekolah.” Kata ibuku. “Iya, iya ma, ini sudah bangun kok.” Jawabku. Aku langsung bergegas untuk mandi lalu makan. Aku tidak ingin terlambat di hari pertamaku menjadi siswa resmi di Hawthorne Senior High School. Hawthorne adalah SMA terfavorite di kotaku.
Sesampainya di sekolah aku langsung buru-buru menuju kelasku dan tak lama kemudian... Teettt.. teeett.. bel tanda masuk kelas pun berbunyi. “Yuna kamu sudah mengerjakan PR Matematika belum?” tanya Prita kepadaku. “Astaga! Aku lupa! Prit aku pinjem buku PR mu dong.” Pinta ku pada Prita. Tapi semuanya terlambat. Pak Kino yang sangat kiler itu sudah memasuki kelasku. “Ayo anak-anak letakkan buku PR kalian semua di atas meja, yang tidak mengerjakan silahkan langsung meninggalkan kelas ini.” Kata Pak Kino. “Yaahh keluar kelas deh kalau begini caranya.” Kataku pada Prita.
Aku merasa sangat lega, ternyata tidak hanya aku yang tidak mengerjakan PR. Saat aku berjalan keluar kelas aku terus memandangi seorang cowok yang juga tidak mengerjakan PR miliknya. Dia memang sekelas denganku tetapi aku belum sempat berkenalan dengannya. “Hai namamu siapa? Kenalin aku Cleo.” Katanya kepadaku, aku sangat kaget, karena seolah-olah dia tahu apa yang sedang aku pikirkan. “Hey.” Katanya lagi karena aku hanya diam saja. “Oh. Halo namaku Yuna, senang berkenalan denganmu.” Kataku sambil menahan tawa, entahlah rasanya ada yang lucu dengan caranya mengajakku berkenalan. Akhirnya aku dan Cleo terus berbincang-bincang mengenai diri kami masing-masing, dan kami mulai semakin  akrab.
Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu. Teeettt.... dan akhirnya jam pelajaran Pak Kino pun habis.  “Hari ini aku sial banget tau nggak sih.” Kata ku pada Prita. “Ya mau bagaimana lagi. Salahmu sendiri kamu lupa mengerjakan PR hahaha.” Kata Prita sambil tertawa. “Yee malah diketawain!” kataku sewot.
~~~
Malam harinya, aku duduk di meja belajarku. Aku mengambil buku diariku dan mulai menulis.
Dear diary,
Hari ini hari pertamaku masuk di sekolahku yang baru.
Rasanya sangat menakjubkan.
Hari ini aku berkenalan dengan seorang cowok,
Entahlah aku tidak tau apa yang aku rasakan tetapi saat aku berada di dekatnya aku merasa seakan-akan semuanya begitu damai, dan semua masalahku hilang.
Diary, Aku ingin bertanya. Apakah menurutmu aku dan dia akan menjadi sesuatu yang lebih dari teman? Semoga.
~~~
Keesokan harinya,
Pagi ini aku merasakan hal yang sangat berbeda. Aku sangat bersemangat untuk mengawali hariku. Sesampainya di sekolah, aku berlari-lari kecil menuju kelasku. Hari ini aku sengaja datang lebih awal untuk memilih tempat duduk. Sesampainya di kelasku aku langsung memilih tempat duduk yang ku ingini. Baris kedua dari depan, pojok dekat jendela. Kurasa itu memang suasana yang strategis, jadi jika aku bosan dengan pelajaran yang diajarkan aku bisa memandangi awan.
Tak lama kemudian banyak murid-murid sudah berdatangan. Hari ini jam pelajaran di sekolah terasa sangat cepat, mungkin karena suasana hatiku sedang senang. Teeett... Bel istirahat pun berbunyi. “Hey Yuna, mau makan di kantin bersamaku?” ajak Cleo. “Cieee cieee Yuna.” Ejek Prita, yang duduk di sebelahku. “Ih apaan sih kamu Prit, dah deh diem aja. Hahaha.” Kataku pada Prita. “Gimana nih mau apa enggak?” tanya Cleo lagi kepadaku. “Iya deh.” Jawabku sambil berdiri. “Loh loh ini kok aku ditinggalin?” kata Prita. “Hahaha kamu makan sendiri aja Prit.” Kata Cleo sambil berjalan. “Dada Prita....” kataku seraya berjalan menyusul Cleo. “Huh awas ya kalian!” teriak Prita.
~~~
Hari hari demi hari berlalu. Aku mulai berani melewati banyak hal bersama dengan Cleo. Kita menghabiskan waktu dengan langkah yang sama, bersenda gurau dan lain-lain. Kurasa aku merasa selalu merasa senang jika aku berada di dekatnya.
~~~
Malam harinya, kringgg... kringgg... tiba-tiba telepon rumahku berbunyi. Aku berlari untuk mengangkatnya. “Halo Yuna, besok ada PR atau tidak?” tanya seseorang di ujung telepon. Aku sudah mengenali suaranya, dia Cleo. Aku sangat senang mendapat telepon darinya. “Besok? Nggak ada kok. Kamu Cleo kan?” kataku. “Iya hahaha. Makasih ya Yuna. Yasudah ya aku mau ngelanjutin belajar dulu.” Kata Cleo. “Iya, sama-sama.” Kataku serasa menutup telepon.
Setelah itu aku memasuki kamar dan mulai menulis pada buku diary ku.
Dear diary, dia menelponku hari ini.
Mendengar suaranya membuatku tiba-tiba teringat setiap kali dia tersenyum padaku, aku merasa mungkin sedikit demi sedikit aku mulai suka padanya.
Oh diary, aku pikir aku tidak dapat menyembunyikan perasaan ku lagi.
Tidak bisakah aku mencintainya? Aku ingin selalu menjadi satu-satunya alasan baginya untuk tersenyum. Tidak bisakah dia menerima itu?
Tidak bisakah aku menjadi satu-satunya yang ada di hatinya?
Tidak bisakah dia mengerti perasaanku ini?
Semoga dia bisa mengerti.
~~~
Siang itu, hey! hey! you! you! i know that you like me no way! no way! i know it's not a secret hey! hey! you! you! i want to be your girlfriend Tiba-tiba telepon genggamku berbunyi. Aku segera menerima panggilan masuk tersebut. “Halo Yuna, Ini aku Prita, cepat ke rumah sakit Medistra ya.” Kata Prita dan langsung memutuskan panggilan. “tuttt..tttuuutt..tuuutt...” “Eh? Halo halo?” kata Yuna, Yuna langsung bergegas menuju Rumah Sakit tersebut.
Sesampainya di rumah sakit, Yuna mendapatkan sms dari Prita, isinya Kamar Mawar 104. Aku segera berlari-lari kecil menuju kamar tersebut. Setelah aku bertemu dengan Prita, dia menceritakan semuanya. Ternyata mobil yang ditumpangi oleh Cleo tabrakan. Untungnya Cleo selamat dari kecelakaan maut tersebut.
Waktu sudah menunjukkan pukul 19:00 malam, aku masih terjaga, dengan penuh harap menatap Cleo yang memakai berbagai alat medis di tubuhnya segera sadar. Aku rasa aku seperti orang yang linglung. Aku bingung caranya menyusun kata-kata untuk menghiburnya saat dia sadar nanti. Tanganku yang daritadi sudah menggenggam tangannya terasa mulai berkeringat. “Yuna sebaiknya kamu pulang saja. Besok kamu bisa kembali ke sini lagi untuk menjenguk Cleo.” Kata Prita. “Baiklah Prit.” Kataku pada Prita.
Aku segera mengambil telepon genggamku dan menghubungi Mamaku untuk minta dijemput. Sesampainya di rumah aku langsung menulis pada buku diary ku.
dear diary,
aku tidak ingin kehilangan dirinya.
Diary, semoga dia segera sadar
dan kembali menggunakan canda tawanya untuk mengisi hari-hariku lagi.
~~~
Keesokan harinya, aku kembali mengunjunginya ke Rumah Sakit. Aku sangat kaget saat melihatnya memukul-mukul kakinya sendiri. Tangannya gemetar hebat. Aku berjalan perlahan menghampiri Cleo. Aku hanya bisa menepuk bahunya berkali-kali dan hanya mampu mengucapkan kata “sabar”. Saat aku melihat wajahnya, matanya sudah bengkak, wajahnya tidak lagi berseri-seri seperti saat pertama kali aku mengenalnya.
“Tinggalkan aku sendiri.” Bentaknya kepadaku. Aku sangat kaget, aku tak dapat berkata apa-apa. Aku hanya bisa diam dan tidak lama kemudian Mama Cleo datang. “Yuna sebaiknya kamu pulang dulu, mungkin Cleo belum bisa menerima keadaannya saat ini.” Kata Mama Cleo kepadaku. “Baik tante. Tetapi jika saya boleh bertanya, apakah kaki Cleo tidak bisa disembuhkan?” tanya ku. “Tante tidak tau Yuna, tetapi kata Dokter dengan usaha yang sungguh-sungguh dan dengan bantuan Tuhan, tante yakin bahwa Cleo bisa sembuh walaupun memakan waktu yang lama.” Jelas Mama Cleo dengan sabar. “Oh makasih tante.”
Keesokan harinya aku datang kembali ke Rumah Sakit. Tetapi Cleo masih tidak mau bertemu denganku. Jujur aku sangat sedih, tetapi aku tidak pernah menyerah. Setiap hari aku terus datang membawakan buah-buahan dan lain-lain. Walaupun aku tidak pernah bertemu langsung dengan dirinya.
Sampai pada suatu hari aku memberanikan diri untuk menemui dirinya lagi. Aku tidak takut jika dia akan mengusirku lagi, yang jelas aku hanya ingin membantu dan menemaninya. “Hai Yuna, kamu nyari Cleo ya? Sekarang dia lagi di ruang terapi lebih baik sekarang kamu menyusulnya.” Kata Prita kepadaku. “Sip!” kataku sambil mengacungkan jari jempolku kepada Prita.
Aku melihat Cleo sedang belajar berjalan. Aku berusaha membantunya dengan memengang tangannya.  “Aku bisa sendiri!” Bentak Cleo dambil menghempaskan tanganku. Aku hanya diam  dan terus menatapnya. “Kenapa sih kamu selalu datang kesini? Nggak usah sok peduli sama aku. Aku tau kok kamu Cuma kasihan kan sama aku.” Kata Cleo lagi kepadaku. “Ta... tapi nggak kayak gitu.” Kataku gugup. “Nggak kayak gitu gimana? Aku nggak mau semua orang sok sok mengasihani aku.” Kata Cleo. “Enggak Cleo, aku benar-benar peduli sama kamu.” Kataku. “Aku bakalan terus nemenin kamu latihan kok sampai kakimu bener-bener pulih.” Kataku untuk meyakinkan Cleo. “Terimakasih ya Yuna, kamu memang sahabat terbaikku. Aku sangat lega karena Cleo sudah tidak menjauhiku lagi.
Bulan demi bulan berlalu, akhirnya Cleo dapat berjalan dengan normal kembali. Akhirnya Cleo dapat berjalan tanpa bantuan tongkat. hey! hey! you! you! i know that you like me no way! no way! i know it's not a secret hey! hey! you! you! i want to be your girlfriend. Tiba-tiba telepon genggam ku berbunyi, ternyata itu telepon dari Cleo. “Halo?” kataku. “Halo Yuna, bukain pintu dong aku sudah di depan rumahmu nih sekarang.” Kata Cleo. Aku segera berlari dan membukakan pintu untuk Cleo. “Nih untuk kamu.” Kata Cleo sambil mengeluarkan sesuatu dari tasnya. “Boleh aku membukanya sekarang?” tanyaku. “Tentu.” Jawab Cleo. Ternyata isinya adalah buku diary. “Terimakasih Cleo” kataku. “Sama-sama.” Katanya sambil tersenyum. “Buku diary baru untuk kisahku yang baru hahaha.” Kataku dengan pelan sehingga Cleo tidak mendengarnya.
Aku mulai menulis di lembar pertama buku diaryku yang baru.
Dear diary, aku sudah meyakinkan diriku sendiri tentang hal ini.
Ternyata memang benar perasaan ini tidak peduli apa yang telah terjadi dan bagaimana keadaannya. Yang jelas aku hanya ingin mempertahankan senyum pada wajahnya, dan itu tidak terhitung oleh waktu lamanya, tidak hanya dulu sekarang atau nanti. Tetapi untuk selama-lamanya. Dan sekarang aku tau, Cleo, sepertinya aku mencintaimu. Walaupun mungkin sekarang bukan waktu yang tepat untukmu mengetahuinya. Tapi aku yakin suatu saat kau akan mengerti dan dapat membalas semua perasaanku.
~~~
“Hayoo.. Yuna nulis apaan itu?” kata Cleo. “Ih apaan sih? Mau tau? Kejar aku dong Hahaha.” Kataku sambil berlari. “Awas ya kamu Yunaaaa! Kamu curangg..” teriak Cleo sambil berlari menyusulku. “Ya memang benar. Sepertinya aku benar-benar mencintaimu.” Kataku dalam hati.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Template Design Downloaded From Free Blogger Templates | Free Website Templates | News and Observers